Dikisahkan,
ada seorang raja yang pemarah. Ia memiliki seorang perdana menteri yang shalih
dan setiap kali sang raja marah ia akan berkata, “Semoga itu yang terbaik.”
Dan
pada suatu hari jari sang raja terpotong, sang raja pun sangat marah tetapi ia mendapati
perdana menterinya yang shalih itu tersenyum dan berkata, “Semoga itu yang
terbaik.” Sang Raja yang matanya sudah dipenuhi dengan api kemarahan pun
bertanya, “ Kebaikan apa yang bisa didapatkan?” dan ia menyuruh agar perdana
menterinya itu dipenjara. Maka sang Perdana Menteri yang tak pernah lepas dari
senyum itu pun hanya berkata, “Semoga itu yang terbaik.”
Hari-hari
berlalu. Sang Raja keluar untuk memancing dan tanpa ia sadari ia telah keluar
dari batas kerajaannya. Akhirnya ia bertemu sekelompok kanibal. Mereka
mengelilingi raja tersebut, menangkapnya dan memenjarakannya sampai beberapa
lama. Setelah beberapa lama, sekelompok kanibal itu mengeluarkannya dan
menyiapkannya untuk dijadikan korban bagi salah satu tuhan-tuhan mereka.
Kemudian salah satu dari mereka menemukan bahwa jari (calon) korban mereka
terpotong. Maka mereka pun meninggalkan
sang raja.
Ketika
sang raja kembali ke kerajaannya, ia teringat perkataan perdana
menterinya,”Semoga itu yang terbaik”. Maka ia menyuruh agar perdana menteri itu
dibebaskan dan ia menceritakan apa yang
terjadi. kemudian ia berkata, “ Tapi ketika aku menyuruh agar kau dipenjara,
aku mendengar kau berkata, ‘Semoga itu yang terbaik.’ Maka kebaikan apa yang
bisa didapat di dalamnya???”
Perdana
menteri itu pun menjawab dengan senyumannya yang biasa, “Andaikan aku tidak kau
penjarakan, tentulah aku yang menjadi penggantimu sebagai korban. Maka penjara
lebih baik untukku….. semua itu yang terbaik.
Terjemahan by : Ummu Hudzaifah
Semoga kita menjadi hamba yang selalu berhusnudzon dengan apa yg terjadi pada kita...walau itu berat diterima hati...
BalasHapusyah.. karena kita tak pernah tau dengan pasti apa hikmah dibalik itu semua..
BalasHapus