Dulu aku adalah seorang wanita
yang suka menggoda dengan potongan rambut model terbaru dan berwarna, memakai
cat kuku dan aku tak pernah menghapusnya kecuali menggantinya dengan warna
lain, dan kutanggalkan abayaku di atas bahuku untuk menggoda laki-laki. Aku
keluar ke pertokoan dengan memakai parfum dan perhiasan dan syaithan pun
menghiasiku dengan maksiat-maksiat yang lain dan puncaknya aku tak pernah
sholat walau hanya satu kali bahkan aku tak tahu bagaimana caranya sholat. Tapi
yang menakjubkan, aku adalah seorang pengasuh anak-anak.
Aku mengajar di salah satu
sekolah yang letaknya jauh dari kota Riyadh, kutinggalkan rumahku sejak subuh
hari dan tidak akan pulang sebelum waktu ashar tiba. Dari seluruh
teman-temanku, hanya aku yang belum menikah. Di antara mereka ada yang baru
saja menikah, ada yang sedang hamil, dan bahkan ada yang sedang cuti karena
baru saja melahirkan. Dan hanya aku yang
tidak punya rasa malu, aku berbicara dengan sopir dan bercanda dengannya
seakan-akan dia adalah keluargaku.
Hari-hari pun berlalu dan aku
masih dalam kelalaianku. Di suatu pagi, aku terlambat bangun dan aku segera
pergi menggunakan mobil. Ketika aku berbalik, aku tak mendapatkan seorang pun
dari temanku di mobil. Aku bertanya pada sopir dan ia pun menjawab bahwa
Fulanah sedang sakit, Fulanah sudah melahirkan, dan.., dan..,…
Aku pun berkata di dalam hati,
“Perjalanan masih panjang, kalau begitu aku akan tidur lagi selama perjalanan.”
Aku pun tertidur dan terbangun dikarenakan jalan yang rusak. Aku merasa
ketakutan, dan kusingkap tirai…
“Jalan apa ini??? Apa yang terjadi??? Wahai
Fulan, mau kau bawa ke mana aku??”
Ia menjawab sambil tertawa
terbahak-bahak, “Sebentar lagi kau akan tahu.”
Akhirnya aku sadar dengan rencana
buruknya…….. Aku berkata dengan takut, “Wahai Fulan apakah kamu tak takut
kepada Allah!!!! Apakah kamu tak tahu
akibat dari apa yang kau niatkan itu???”
Ia menjawab dengan yakin, “Apakah
kamu takut kepada Allah, kamu tertawa tak terkendali, kau pun mencandaiku. Apa
kamu tak tahu bahwa kamu sudah membuatku terfitnah karenamu, dan aku tak akan
meninggalkanmu sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan darimu..”
Aku pun menangis dan berteriak
tapi kami sudah berada di tempat yang sangaaat jauh dan tak ada seorang pun
kecuali kami. Dan di hadapanku hanya ada padang pasir yang luas dan menakutkan.
Aku mengiba padanya dan air
mataku bercucuran. Dengan rasa putus asa dan menyerah, aku berkata, “ Kalau
begitu, biarkan aku sholat dua raka’at. Semoga Allah merahmatiku.”
Akhirnya ia pun setuju setelah
aku memohon dengan sangat kepadanya, aku pun turun dari mobil, seakan-akan aku
berdiri untuk menerima hukuman. Aku sholat untuk yang pertama kalinya dalam
hidupku, kutunaikan dengan rasa takut yang sangat, dengan segala harap dan air
mataku membasahi tempat sujudku, aku memohon kepada Allah agar Ia merahmatiku,
aku pun bertaubat kepadanya. Hingga suara tangisku memecah keheningan tempat
tersebut. Ku rasakana kematian pun semakin menghampiriku, dan ku akhiri
sholatku.
Apa kalian tahu apa yang terjadi
setelahnya??
Tiba-tiba aku melihat mobil
saudaraku datang!! Ya, dia adalah saudaraku dan sedang menuju ke arahku!! Aku
tak sempat berfikir bagaimana dia tahu tempatku saat ini, yang pasti aku sangat
senang dan melompat seraya memanggilnya. Sopir itu pun segera menarikku tapi
aku tak peduli..
Dia adalah saudaraku yang tinggal
di bagian timur kota Riyadh dan seorang lagi adalah saudaraku yang lain yang
tinggal bersamaku. Maka turun salah seorang dari mereka dan memukul sopir
tersebut dengan kayu dan berkata, “Cepat masuklah ke dalam mobil bersama Ahmad.
Dan aku akan membawa sopir ini ke mobilnya di seberang jalan sana.”
Aku segera masuk ke dalam mobil
bersama Ahmad dan dengan sangat penasaran aku bertanya, “Bagaimana kau bisa
tahu tempatku? Dan bagaimana caramu datang dan kapan?” ia menjawab, “Kau akan
tahu semuanya kalau kita sudah sampai di rumah.”
Muhammad pun masuk ke mobil
bersama kami lalu kami kembali ke Riyadh dan aku masih merasa tak percaya
dengan semua yang telah terjadi. Ketika sampai di rumah, aku keluar dari mobil
dan kedua saudaraku itu berkata.
“Pergilah temui ibu dan ceritakan apa yang terjadi, kami akan segera kembali.”
Aku segera masuk ke dalam rumah
sedang ibuku berada di dapur. Aku memeluknya dan menangis seraya bercerita apa
yang menimpaku. Dengan heran ia berkata, “Tapi Ahmad ada di timur dan Muhammad
masih tidur.” Kami pun pergi ke kamar Muhammad dan ia masih tertidur. Aku
membangunkannya dan bertanya tentang apa yang terjadi. Tetapi ia bersumpah demi
Allah bahwa ia tidak pernah keluar dari kamarnya dan tidak tahu apa-apa tentang
cerita itu. Aku segera meraih gagang telpon dan aku rasa aku hampir gila, aku
berbicara dengan Ahmad dan ia berkata,”Tapi aku masih bekerja sekarang.”
Aku menangis dan aku tahu bahwa
orang yang menolongku tadi adalah dua orang malaikat yang diutus Rabbku untuk
menyelamatkanku dari cengkraman dosa ini. Aku pun memuji Allah dan sangat
bersyukur karenanya.. dan inilah menjadi sebab aku mendapat hidayah.
Walhamdulillah..
(terjemahan UH)
0 komentar:
Posting Komentar