Suatu hari, murid-murid dari salah satu sekolah khusus putri pergi berlibur ke
tempat-tempat bersejarah dengan menggunakan bis. Setelah sampai di tujuan,
turunlah mereka. Di antara mereka ada yang menggambar, menulis, dan mengambil
foto di tempat tersebut. Akan tetapi salah seorang dari mereka pergi ke tempat
yang agak jauh dari teman-temannya dan ketika waktu pulang pun tiba, murid-murid
segera kembali ke bis dan tak menyadari bahwa salah seorang temannya tidak ada
bersama mereka.
Sang
murid pun melemparkan apa yang ia pegang dan segera berlari mengejar bis serta
berteriak dengan keras tetapi teman-temannya tak mendengar dan bis pun semakin
menjauh meninggalkannya.
Ia
berusaha berjalan menyusuri jalan. Malam pun tiba, ia menjadi semakin takut
ketika mendengar suara lolongan serigala. Ia terus berjalan dan di tengah
perjalanan ia melihat gubuk kecil maka bergembiralah ia dengan harapan ia dapat
menginap di sana malam itu. Ternyata seorang pemuda tinggal di gubuk kecil itu.
Ia pun bercerita..
Pemuda
itu berkata,”Baiklah, tidurlah di sini malam ini dan besok pagi aku akan
mengantarmu ke tempat tadi supaya kau bisa pulang menggunakan bis. Tidurlah di
atas kasurku dan aku tidur di atas lantai.”
Murid perempuan tadi sangat ketakutan ketika ia melihat pemuda itu membaca buku kemudian memadamkan lilin dengan jarinya sampai jarinya terbakar. Begitu terus hingga terbakar lima jari tangannya dan ia mengira bahwa laki-laki itu dari golongan jin.
Ketika
pagi menjelang, pemuda tersebut mengantar murid perempuan tersebut seperti yang
dikatakannya semalam dan ketika murid perempuan itu tiba di rumahnya ia
menceritakan kepada ayahnya tentang pengalamannya semalam. Terdorong rasa
penasaran mengapa pemuda itu membakar jari tangannya maka sang ayah segera pergi
ke gubuk kecil itu dan melihat lima jari pemuda itu diperban dengan kain. Ayah
itu bertanya,”Apa yang terjadi dengan jari-jarimu?” Pemuda itu
menjawab,”Kemarin ada seorang pemudi yang tersesat dan menginap di sini.
Syaithan pun menggodaku. Setiap kali ia menggodaku aku membaca buku dengan
harapan syaithan itu akan pergi tetapi ia tak mau pergi maka aku pun membakar
jariku supaya aku mengingat betapa pedihnya azab neraka. Kemudian aku mencoba
untuk tidur dan syaithan kembali datang menggodaku aku pun kembali membakar
jariku sampai kelima jariku terbakar semua.”
Sang ayah pun berkata, “Kemarilah dan ikut aku ke rumahku.” Ketika keduanya sampai di rumah, ayah itu pun menyuruh putrinya untuk keluar seraya bertanya kepada pemuda itu, “apakah kau mengenalinya?” pemuda itu menjawab,”Ya, dia pemudi yang menginap di rumahku kemarin.” Sang ayah berkata lagi, “Sekarang ia adalah isterimu.”
Maka lihatlah kawan, bagaimana Allah menggantikan untuknya hal yang haram dengan sesuatu yang halal..
Subhanallah!
< Terjemahan Ummu Hudzaifah >
0 komentar:
Posting Komentar