Suatu
hari di salah satu pusat perbelanjaan di sebuah kota sebelah timur Arab Saudi
aku duduk di sebuah kafe dan meminum segelas kopi sambil membaca surat kabar
favoritku ketika seorang wanita bermata jelita dan berparas menarik lewat di
hadapanku dan ia memandangku dengan pandangan takjub karena ketampananku maka
tanpa kusadari aku berdiri dan mengejarnya yang masuk ke sebuah pertokoan.
Tapi
aku tak bisa menyusulnya masuk karena rasa keangkuhanku sebagai laki-laki dan
bukan karena rasa takut kepada Allah (wal’iyadzubillah). Wanita itu menoleh kepadaku
sambil memberi isyarat dengan tangannya yang putih lagi lentik yang dihiasi
dengan cincin dan permata dan tanpa kusadari aku pun masuk ke dalam dan dengan
lemah lembutnya ia berkata kepadaku,”Bisakah kau memberiku nomor handphonemu?”
aku pun mengejanya dan ia menyimpan nomor handphoneku.
Beberapa
jam kemudian di penghujung malam ia menelponku dan kami pun berbicara banyak
hal. Ia berkata bahwa sebenarnya ia adalah seorang wanita kaya dan sudah
berumur 31 tahun tapi kalau aku melihat dari penampilannya, seakan-akan umurnya
baru 18 tahun. Dan akhirnya kami pun sepakat untuk bertemu lagi di lain waktu.