Tentu kita semua sudah paham apa itu husnudzon. Husnudzon
atau positive thingking memang bukan suatu yang mudah apatah lagi dalam urusan
pribadi kita.
Husnudzon
kepada Allah adalah jika seseorang telah mengerjakan sebuah amalan sholih, ia
berbaik sangka kepada Robbnya bahwasanya Allah akan menerimanya.
Jika
ia berdoa kepada Allah azza wa jalla ia berbaik sangka kepada Allah bahwasanya
Allah akan menerima doanya dan mengijabahinya.
Jika
ia mengerjakan satu perbuatan dosa kemudian ia bertaubat kepada Allah dan
kembali dari perbuatan dosa tersebut, ia berbaik sangka kepada Allah bahwasanya
Allah akan menerima taubatnya.
Jika
Allah ta’ala menimpakan musibah pada suatu kejadian, ia berbaik sangka kepada
Allah bahwasanya Allah Azza wa Jalla mengadakan musibah tersebut untuk hikmah
yang agung dan sempurna.
Berbaik
sangka kepada Allah atas segala yang ditakdirkan Allah azza wa jalla pada
kejadian tersebut dan berbaik sangka kepada Allah atas setiap apa-apa yang
disyariatkan Allah ta’ala melalui lisan Rosul-Nya shallallahu alaihi wa alaa alihi wa sallam bahwasanya hal tersebut adalah baik dan membawa maslahat bagi
makhluk-Nya walaupun sebagian manusia tidak memahami maslahat tersebut dan
tidak memahami hikmah terhadap apa-apa yang disyariatkan tersebut, tetapi wajib
bagi kita semua untuk menerima ketentuan Allah ta’ala yang berupa syari’at dan
takdir-Nya serta berbaik sangka dengan hal tersebut karena Allah subhanahu wa
ta’ala berhak untuk dipuji dan diagungkan.
Husnudzon merupakan pintu
masuk kepada akhlaq terpuji yang memudahkan kita untuk menghasilkan energi
positif dalam beraktifitas. Jika akhlaq terpuji diibaratkan seperti rumah, maka
husnudzon merupakan salah satu pintu untuk masuk ke rumah tersebut.
Husnudzon
ato prasangka baik merupakan suatu power tersendiri dalam kehidupan.Selalu
berbaik sangka dalam kedaan apapun.Baik susah maupun senang merupakan kekuatan
yang tak ternilai harganya.
Hanya orang orang yang memang bersungguh sungguh
menyerahkan hidupnya pada Tuhan yang bisa mengenakannya sebagai pakain
kehidupannya.Perasangka baik di kalah susah,adalah mengambil hikmah dan
beranggapan mungkin itu ujian dari Allah untuk membuatnya semakin kuat.
Dikala
susah berganti senang dalam benaknya ya mungkin ini cara Tuhan untuk menjadikanku
selalu bersyukur dan selalu ingat padaNYA.Jadi gak ada tuch istilah
pesimis,frustasi dan takabur dalam kehidupan orang yang menjadikan husnudzon
sebagai pakaiannya.
Sungguh betapa indahnya jika
kita selalu mengedepankan husnudzon kepada saudara-saudara kita..
Dengan husnudzon, bisa
menimbulkan kedamaian. Jika kita mempunyai kunci permasalahan, yaitu dengan
husnodzon maka kita bisa menetralisir semua masalah yang ada. Dengan husnudzon
juga bisa membuat persaudaraan kita lebih awet. Dan akhirnya, hidup pun jadi
lebih indah..
Dan yang perlu kita ingat,
wahai saudariku.. sedikit saja kita berprasangka buruk kepada saudari kita,
maka itu sudah termasuk dosa.
Dosa bukanlah sekedar berbuat zina, membantah
orang tua, meminum khamar dan sebagainya. Tapi ternyata.. kita berprasangka
buruk kepada saudari kita walau dalam takaran sedikit saja sudah termasuk dosa.
Apalagi kalau kita menambahnya dengan ‘bumbu’ dosa lainnya, yaitu ghibah.
Na’udzubillahi min dzalik.. adakah diantara kita yang mau memakan bangkai saudarinya
sendiri? Saya yakin tidak ada yang mau, tapi pernahkah kita bermuhasabah diri
kembali, hari ini sudah kita berhusnudzon kepada saudari kita?
Setelah mengetahui arti husnudzon, tiada manfaatnya kalau tidak
memahaminya. Maka saya akan mengajak anda untuk memahaminya lewat sebuah contoh. Tidak perlu contoh
yang jauh, cukup apa yang terjadi di sekitar kita.
Misalnya, ada beberapa
akhwat kita yang terlihat sering berkumpul di kamar asrama saat jam belajar.
Kalau kita bersuudzon, tentu kita berpikir kalau mereka hanya berkumpul-kumpul
tanpa faidah. Padahal bisa jadi mereka berkumpul untuk belajar bersama.
Atau
kita melihat ada salah satu dari akhwat kita yang terlihat sibuk di depan
laptop atau sibuk dengan hp. Kalau kita kembali mengedepankan suudzon, tentu
kita berpikir kalau akhwat tersebut terlalu disibukkan dengan laptop atau hp . Bisa
saja akhwat tersebut mempunyai amanah atau sesuatu yang harus ia selesaikan
dengan wasilah laptop atau ada dia mempunyai urusan yang mengharuskan selalu
memegang hp.
Atau ada seorang akhwat yang terlihat sangat akrab dengan akhwat
yang lain padahal sebelumnya tidak ada ‘alamat atau tanda’ bahwa mereka akan
dekat. Tentu hal ini akan menimbulkan tanda tanya yang besar buat mereka yang
tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Padahal tidak semua yang tampak itu
sesuai kenyataanya. Dan bukankah salah satu karakteristik Ahlu Sunnah wal
Jama’ah adalah selalu mengedepankan husnudzon
dan mengajukan 1001 hujjah positif untuk saudaranya?
Jadi.. ayo kita
kembali bermuhasabah diri.. dan tetaplah husnudzon dalam keseharian kita..
ijin copas ya
BalasHapussilahkan
BalasHapusIzin repost ya ummi..
BalasHapusafwan, artikelnya kami copas dan di posting disini:
BalasHapushttp://www.portalrabbani.web.id/2013/12/indahnya-hidup-dengan-husnudzon.html
kalau tidak berkenan, kami sedia menghapus,..
tafadhdhal
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusizin share ya :)
BalasHapus